Jumat, Mei 15, 2009

Guru Tanpa Tanda Jasa

Pahlawan Tanpa Tanda Jasa. itulah gelar yang disematkan bagi seorang guru. Sebutan penghargaan yang besar bagi sosok Guru. ditengah keterasingan, dan pergolakan arus globalisasi guru tetap menjadi terdepan dalam menyiapkan generasi muda bangsa. dengan sekuat tenaga, pikiran dan harapan guru tetap menunjukan kepribadian yang sempurnah.
Seperti yang di Alami oleh Abdul Karim, seorang guru SD yang bertugas sejak Tahun 1978. yang bermula dari gaji dasar Rp 45.000 perbulannya, beliau tidak pernah mengeluh atau menyerah dalam menjalani pekerjaan mulia sebagai seorang guru. semenjak bertugas di kec. Kairatu Waktu Itu Kabupaten Maluku Tengah yang sekarang telah masuk ke Kab. SBB. Pasca kerusuhan Maluku di tahun 1999, beliau terpaksa meninggalkan tempat dimana beliau mengabdi, yakni dusun Waitasi kec. Kairatu Kab.
Seram Bagian Barat dan kembali kekampung halaman. sebenarnya beliau masih kepingin terus bertahan dan tetap mengajar disana. namun kondisi tidak mendukung untuk beliau tetap bertahan. selain kehilangan tempat tinggal, sekolah dimana beliau mengabdi telah hangus terbakar. selain itu juga para siswa yang bersekolah disitu semuanya mengungsi kekampung halaman. rata-rata penduduk disitu adalah warga pendatang asal Sulawesi Tenggara, bugis, Makasar, Sumatra dan Juga dari Maluku tenggara. karena tak bisa lagi bertahan beliau terpaksa pulang dan mengabdi untuk tanah tempat kelahiran beliau. didesa Batuasa kec.Werinama Kab. Seram Bagian Timur.
Abdul Karim Sempat menuturkan, waktu pertama kali bertugas di Gusalut mereka hanya berdua mengelolah enam kelas. dengan jumlah siswa 165 orang. letak sekolah sangat jauh dari kecamatan, diperkirakan sekitar 49 KM jarak dari petuanan Batuasa Ke kecamatan werinama. yang lebih parah lagi, tidak ada alat transportasi yang terhubung kekecamatan, bila kekecamatan kami harus berjalan kaki susuri pesisir pantai, lewati banyak sungai dan pegunungan, bahkan kami harus bermalam diperjalanan. Tentunya ini sangat menyulitkan kami saat berurusan di kecamatan. saya biasanya tidak sendiri, tiap kali kekacamatan saya dibantu oleh salah satu murid saya. ini tentunya pekerjaan berat dan saya juga tidak tega bila siswa saya harus menanggung ini semua. kata Abdul karim.
Mungkin ini sebuah konsekuensi yang harus beliau terima. Selain berprofesi sebagai Kepala sekolah diluar jam belajar beliau juga rajin mengisi pengajian dan bertugas sebagai Imam Masjid. hal yang luar biasa. diwaktu libur beliau terlihat sibuk dengan kebun dan ternak. itulah keseharian beliau. Diusianya yang telah senja beliau masih menunjukan semangatnya untuk tetap berjuang menyiapkan generasi bangsa dimasa depan. ada satu bahasa yang saya kutip dari bibirnya yang tiap kali tetap tersenyum. “kalian akan berada disuatu masa yang bukan masanya kita” kalian juga dituntun untuk menyiapkan generasi bangsa yang akan hadir menggantikan masa kalian saat itu, maka bekalilah diri kalian dengan ilmu dan akhlak mulia, semoga dimasa depan kalian akan menjadi pemimpin yang dapat merubah negri ini menjadi negri yang makmur dan sejahtera.
Kini beliau sudah cukup tua dan sakit-sakitan, karena tuntutan tanggung jawab beliau harus bisa menahan rasa sakit demi masa depan siswanya dan keluarga. semoga pengabdian beliau tetap menjadi semangat kita dimasa depan.
Tulisan Ini sebagai wujud terimakasih atas pengabdian seorang guru
di Hari Pendidikan Nasional kita wujudkan semangat Pancasi.




Baca Selengkapnya......

Selasa, Mei 05, 2009

MOTIVASI PENDIDIKAN

A. Pengertian Motivasi


Keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar sementara didorong oleh upaya untuk memenuhi keinginan yang dimiliki oleh siswa dalam belajar dan bervariasi tingkatannya. Keinginan-keinginan siswa tersebut merupakan stimulan dari motivasi yang dimiliki.

Motivasi berasal dari kata Inggris motivation yang berarti dorongan, pengalaman dan motivasi. Kata kerjanya ada to motivate yang berarti mendorong menyebapkan dan merangsang.

Perkataan motivasi berasal dari kata motto, yang diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu atau dapat juga dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam subyek untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu dan mencapai tujuan.

Sedangkan menurut Hilgart, motivasi adalah suatu keadaan dari diri individu tindakan-tindakan atau mencapai tujuan. Sedangkan Minandi mengatakan, motivasi itu adalah yang terdapat dalam diri individu-individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakan. Demikian pula Frederick, J.Mc. Donald menjelaskan motivasi merupakan terasa dalam diri individu atau manusia yang mendorongnya untuk bertindak, serta proses yang berlangsung dalam diri seseorang untuk bertindak.
Sejalan dengan pendapat diatas, Soewarno Handayaningrat menguraikan bahwa motivasi menyangkut reaksi berantai yaitu dimulai dari keinginan yang dirasakan, lalu timbul keinginan atau sasaran yang hendak dicapai, kemudian menyebapkan usaha untuk mencapai tujuan yang berkaitan dengan pemuasan.

Istilah motivasi banyak dugunakan dalam berbagai bidang dan situasi, namun dalam tulisan ini lebih diarahkan pada motivasi dalam bidang pendidikan khususnya dalam kegiatan belajar mengajar.

Dalam kegiatan belajar mengajar, dikenal adanya motivasi belajar, yaitu motivasi yang ditetapkan dalam kegiatan belajar, jadi motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar itu demi mencapai satu tujuan.

Sejalan dengan pengertian motivasi belajar di atas, S. Nasution mengemukakan bahwa memotivasi murid adalah menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga anak itu mau melakukan apa yang dapat dilakukan. Sedangkan Thomas, M. Nisk mendevenisikan motivasi sebagai usaha yang disadari oleh pihak guru untuk menimbulkan motiv-motiv pada diri murid yang menunjang kegiatan kearah tujuan-tujuan belajar.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa seseorang dapat bertindak jika ada kemauan dalam dirinya yang diwujudkan dalam perbuatan kongkrit, disamping itu kemauan yang dimiliki harus dikembangkan dari pihak luar hingga dapat melakukan sesuatu demi mencapai tujuan.


B. Bentuk-bentuk Motivasi


Penerapan tugas sebagai salah satu bentuk/cara untuk membangkitkan motivasi belajar siswa tentu dibutuhkan kehandalan guru sebagai penggerak untuk bagaimana siswa itu termotivasi dan maju untuk melakukan tugas-tugas yang diberikan yaitu :

1. Memberi angka.

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegatan belajarnya. Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angka/nilai yang baik. Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat.

2. Hadiah

Hadiah juga dapat dikatakan sebagai motivasi.

3. Saingan/Kompensis.

Saingan atau kompensis dapat juga dikatakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar sisiwa.

4. Ego-Involment.

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras mempertaruhkan harga diri, adalah salah satu bentuk motivasi yang cukup penting.

5. Pujian

Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baikperlu dierikan pujian. Pujian ini adalah bentuk Reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik.

6. Hukuman

Hukuman sebagai reinforment yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa jadi alat motivasi.


C. Fungsi Motivasi


Dalam kegiatan belajar sangat diperlukan adanya motivasi. Belajar akan menjadi optimal kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha bagi para siswa.

Sehubungan dengan hal tersebut, Sardiman A.M. mengemukakan tiga fungsi motivasi sebagai berikut :

1) Mendorong manusia untuk berbuat

2) Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.

3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbutan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan.

Disampingitu, ada juga fungsi-fungsi lain seperti mendorong usaha dan pencapaian prestasi. Intensitas motivasi seseorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajar.



DAFTAR PUSTAKA


Ali Imron, Belajar Dan Pembelajaran (Cet.1; Jakarta : Dunia pustaka.T.TH), h.87.

Sardiman A.M, Interaksi Dan Motivasi Belajar Menggambar

Pasaribu Dan Simanjuntak, Proses Belajar Mengajar (Cet IX; Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2001), h.71.

Lihat Winardi, Azas-azas Manajemen (Cet, 1; Bandung : Tarsito 19800), h.297

Lihat Soewardi Handayaningrat, Pengantar Studi dan managemen (Cet, II. Jakarta Gunung Agung, 1983), h.49.

Ali Imran op.cir, h.87.

A.M. Sandiman Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Cet, ke 12; Jakarta :PT Raja Grafindo Persada, 2005),h.94.

Baca Selengkapnya......